Dengan Menyebut Nama Allah

"Aku berlindung dari terbolak-baliknya hati, dari kerasnya hati dan dari ilmu yang tidak manfaat"

Kamis, 20 September 2012

Dampak Buruk Produksi Gula Kelapa, Benarkah?


Benarkah produksi gula dari nira kelapa membawa dampak buruk bagi produksi kelapa itu sendiri?
Benarkah produksi gula kelapa menyebabkan berkurangnya produksi kelapa, sehingga berkurang juga produksi minyak kelapa, tepung kelapa dan kelapa kering?
Benarkah produksi gula kelapa malah menyengsarakan petani karena tidak terlalu bernilai secara ekonomis?

Seiring dengan mulai merebaknya pamor gula dari nira kelapa, memang ada rumor-rumor, yang entah disengaja atau tidak, tersebar lewat internet. Sebenarnya saya tidak mengajak pembaca untuk percaya atau tidak percaya terhadap berita tersebut. Saya hanya ingin pembaca mencari lebih jauh fakta-fakta yang ada dan membuat penilaian sendiri.

Sebelum melangkah lebih jauh membahas rumor-rumor tersebut, mari kita lihat lagi bagaimana sih gula kelapa itu diproduksi:
- Petani nira (penderes) akan memanjat pohonkelapa, yang terkadang tingginya bisa mencapai puluhan meter.
- Di puncak pohon kelapa, petani akan menemui tangkai-tangkai bunga kelapa. Bentuknya seperti bunga-bunga kecil yang tersusun dalam tangkai. Bunga-bunga ini nantinya, jika mengalami pembuahan, akan tumbuh menjadi buah kelapa.
- Lantas penderes akan mengikat susunan bunga-bunga tersebut menjadi ikatan-ikatan, lalu menyayat ujung tangkai bunga.
- Di bawah luka bekas sayatan inilah, penderes akan meletakkan wadah-wadah bambu untuk menampung nira yang menetes melalui bekas sayatan tersebut.
- Nira murni yang terkumpul lantas secepat mungkin dipanaskan untuk mencegah terjadinya fermentasi.

Rumor No. 1. Berkurangnya Produksi Buah Kelapa
Tidak salah memang, jika bunga-bunga yang dilukai dengan tujuan mengeluarkan nira akan mencegah terjadinya pembuahan menjadi kelapa. Namun faktanya, sebuah pohon kelapa memiliki banyak tangkai bunga. Para petani bebas menentukan apakah akan membiarkan bunganya berbuah atau menyayat semuanya untuk diambil niranya atau kombinasi dari keduanya. Ya betul, mengkombinasikan pembuahan dan pengambilan nira dari satu pohon kelapa adalah bukan hal yang mustahil.
Dengan begini, pengambilan nira bukanlah menjadi alasan berkurangnya produksi buah kelapa. 
Pengambilan Nira Kelapa dan Pembuahan Kelapa Sekaligus Dalam Satu Pohon

Rumor No. 2. Produksi Gula Kelapa Merugikan Petani Karena tidak Punya Nilai Ekonomis yang Tinggi.
Fakta: petani kelapa adalah salah satu jenis petani dengan penghasilan yang sangat rendah. Jika beruntung, petani kelapa bisa menjual Rp.900-1000/buah pada tengkulak. Tengkulak inilah yang lantas menjual kelapa pada industri pengolahan kelapa dengan harga yang sangat tinggi. Akhirnya, situasi ini menempatkan petani kelapa terus berada dalam kemiskinan.
Lain lagi ceritanya jika petani kelapa juga mengambil nira bunga kelapa. Dengan mengolah nira menjadi gula, petani dapat menaikkan nilai ekonomis nira kelapa. Dengan begini, penghasilan petani kelapa dimungkinkan bisa naik hingga 50%. (www.bigtreefarms.com).

Rumor No. 3. Terjadi Ketidakseimbangan Ekonomi Akibat Peralihan Petani Kelapa Menjadi Penderes Nira Kelapa.
Untuk yang satu ini, yang saya dapat adalah kondisi di Filipina. Faktanya adalah; di sana minyak kelapa merupakan salah satu komoditas eksport utama. Jadi, pemerintah Filipina tidak akan melakukan perubahan secara radikal ke arah produksi nira kelapa. Hanya kurang dari 10% dari keseluruhan perkebunan kelapa di Filipina yang didedikasikan untuk produksi nira. Sayangnya saya belum menemukan informasi bagaimana situasinya di Indonesia. Kalau menemukan datanya akan segera saya update deh ^-^.

Kembali ke rumor-rumor yang saya sebut di atas tadi, saya tidak ingin menyimpulkan apa-apa. Silahkan pembaca mengambil kesimpulan sendiri apakah benar keberadaan penderes nira untuk diolah menjadi gula kelapa mengancam keberadaan buah kelapa sebagai bahan baku minyak kelapa, kelapa kering maupun tepung kelapa.
Semoga artikel ini bermanfaat.

Salam manis semanis gula ^-^

Tidak ada komentar: