Dengan Menyebut Nama Allah

"Aku berlindung dari terbolak-baliknya hati, dari kerasnya hati dan dari ilmu yang tidak manfaat"
Tampilkan postingan dengan label Gula Darah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gula Darah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 23 September 2012

Sudah Normalkah Kadar Gula Darah Anda?


Apakah Anda seseorang yang punya masalah dengan gula darah?
Apakah Anda sesorang yang telah terdiagnosa pre-diabetes atau diabetes tipe 2?
Atau apakah Anda seseorang dengan kadar gula darah yang sangat terkontrol?

Menurut saya, apapun kondisi Anda sekarang, hukumnya adalah wajib untuk memahami beberapa hal tentang kadar gula darah, berapa kadar gula darah yang aman dan apakah efek tingginya gula darah terhadap tubuh kita. Kenapa wajib? Karena ini berkaitan dengan masalah hidup dan mati. Hehehe...lebay ya?

Dalam hal ini, ijinkan saya memperkenalkan bintang utamanya: Glukosa dan Insulin.

Glukosa akan masuk melalui aliran darah karena kita mengkonsumsi karbohidrat. Tentang mekanisme bagaimana bisa dari karbohidrat yang kita makan menjadi glukosa dalam darah kita bahas di artikel yang lain ya. Yang pasti tubuh kita perlu mendapat asupan karbohidrat sebagai sumber energi utama. Energi untuk bergerak dan berpikir.

Sedangkan bintang utama yang kedua, yakni Insulin, mempunyai peran penting dalam pengendalian kadar gula dalam aliran darah. Caranya dengan mengatur proses penyerapan glukosa oleh sel-sel tubuh. Insulin sendiri diproduksi oleh pankreas. Makanya, jika ada masalah dengan pabrik insulin (baca: pankreas) sehingga ia gagal memproduksi insulin, kemungkinan besar orang yang bersangkutan akan mempunyai masalah dengan kadar gula darahnya. Kondisi inilah yang dikenal diabetes tipe 1.

Bagaimana jika kondisinya demikian? Pabriknya baik-baik saja, insulin pun tetap diproduksi secara normal, namun si empunya tubuh tidak bisa merespon terhadap keberadaan insulin? Nah, hal ini juga mungkin terjadi dan mengakibatkan kenaikan kadar gula darah. Inilah yang dikenal dengan dibetes tipe 2 (resistansi insulin).

Kadar gula darah dalam tubuh tidak pernah konstan. Naik turun bervariasi tergantung dari banyak faktor; seperti bagaimana kita beraktivitas sehari-hari, makanan yang kita konsumsi dan jam berapa sampel darah itu diambil.

Kadar gula darah akan mencapai titik terendah saat kita bangun tidur di pagi hari dan akan mulai naik saat kita mulai mengunyah dan menelan makanan.

Pertanyaan berikutnya yang mungkin bisa muncul adalah, berapa sih kadar gula darah normal? Jawabannya ada 2 macam.

Gula darah puasa normal adalah antara 70-100 mg/dL.
Gula darah acak normal adalah di bawah 140 mg/dL.

Jika kita tidak makan sama sekali, kadar gula darah kita akan turun hingga di bawah standard. Ini tentu saja membahayakan karena bisa berakibat serius. Seseorang dengan kadar gula yang terlalu rendah hingga di bawah 70 mg/dL sudah dikatakan mengalami hipoglikemia.

Namun terkdang, ada kalanya level gula darah kita mencapai 160 mg/dL walaupun kita tidak terdiagnosa diabetes. Kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan karena kadar gula darah memang sudah sewajarnya naik turun sepanjang hari. Naik jika makan sesuatu atau mengalami stress dan turun jika kita santai atau berolah raga.

Nah trus kapan dong paniknya? Anda baru mulai boleh panik manakala kadar gula darah Anda mencapai 200 mg/dL. Lakukan 2C  segera jika mengalami hal ini, yakni: Check and Consult. Cek sekali lagi kadar gula darah Anda dan segera konsultasikan ke dokter.

Mengapa harus panik? Karena gula darah yang terlalu tinggi bisa menyebabkankita terkena diabetes. Sebenarnya bukan diabetes itu sendiri yang ditakutkan, melainkan komplikasinya, antara lain:
- Gangguan saraf
- Kebutaan
- Kerusakan ginjal
- Kegagalan jantung
- Penyakit kardiovaskular
- Tekanan darah tinggi dan stroke
- Amputasi

Nah, sekarang mari kita jaga kadar gula darah kita agar selalu dalam ambang batas normal. Karena kita tidak ingin menyesal di kemudian hari bukan?

Semoga artikel ini bermanfaat.

Salam manis semanis gula^-^

Senin, 17 September 2012

Muatan Glikemik (Glycemic Load)


Muatan Glikemik atau yang oleh orang bule biasa dibilang Glycemic Load, adalah adik dari Indeks Glikemik (Glycemic Index). Indeks Glikemik sendiri lahir pada tahun 1981 dari rahim 2 orang peneliti di Universitas Toronto; Dr Thomas Wolever dan Dr David Jenkins. Kelemahan dari Indeks Glikemik ini adalah dia tidak memperhitungkan kandungan karbohidrat dari masing-masing makanan.

Indeks Glikemik "hanya" mengukur bagaimana pengaruh 25-50 gram karbohidrat menaikkan level gula darah. Di lain pihak, masing-masing makanan memiliki kandungan karbohidrat yang berbeda-beda (dalam takaran saji yang sama). Oleh karena itulah, para peneliti dari Harvard menciptakan Muatan Glikemik, yakni suatu bilangan numerik yang turut memperhitungkan kandungan karbohidrat dalam tiap-tiap takaran saji bahan makanan.

Pada dasarnya, tujuan diciptakannya Muatan Glikemik ini tidak jauh berbeda dengan Indeks Glikemik. Ya namanya saja saudara kandung, mereka berdua punya maksud yang sama, yakni untuk mengukur seberapa besar pengaruh karbohidrat suatu bahan makanan terhadap kenaikan kadar gula darah. Namun, karena lahirnya belakangan, Muatan Glikemik tampaknya menjanjikan sebuah manfaat lebih ketimbang kakaknya si Indeks Glikemik. Itu karena, Muatan Glikemik mengikutsertakan kandungan karbohidrat dalam tiap makanan per takaran sajinya.

Memangnya mengapa sih harus memperhitungkan kandungan karbohidrat? Karena dalam beberapa kasus, Indeks Glikemik bisa-bisa menjadi jebakan. Gampangannya begini, tahu buah semangka kan? Nah, semangka memiliki Indeks Glikemik yang tinggi. Namun dalam takaran normal, semangka tidak mengandung banyak karbohidrat (karena dia mengandung banyak air kan?), sehingga nilai Muatan Glikemiknya rendah dan pengaruh glikemiknya juga rendah. Kalau hanya berpatokan pada Indeks Glikemik, bisa-bisa si semangka ini akan dihindari habis-habisan oleh penderita diabetes atau orang-orang yang sedang menurunkan berat badannya.

Nah itulah sebabnya, Muatan Glikemik bisa menjadi patokan yang jauh lebih fleksibel ketimbang Indeks Glikemik. Saat Indeks Glikemik hanya mengacu pada jenis bahan makanan, Muatan Glikemik juga mengacu pada takaran saji, porsi sekali makan, bahkan porsi makan untuk sehari.

Memang sih, makanan yang Muatan Glikemiknya rendah hampir selalu memiliki Indeks Glikemik yang juga rendah. Namun makanan yang Muatan Glikemiknya sedang sampai tinggi bisa jadi memiliki Indeks Glikemik yang sangat rendah hingga sangat tinggi.

Oya, suatu bahan makanan dikatakan memiliki Muatan Glikemik rendah jika nilainya kurang dari 10, dikatakan sedang jika Muatan Glikemiknya 11-19, dan dikatakan tinggi jika lebih dari 20.

Lantas bagaimana sih cara menghitung Muatan Glikemik? Kita kembali lagi ke contoh semangka yang tadi ya. Indeks Glikemik Semangka adalah 72 (cukup tinggi ya?). Nah, setelah dihitung dalam setiap 100 gram sajian semangka, ternyata hanya mengandung 5 gram karbohidrat saja. Jadi Muatan Glikemiknya menjadi 5 x 72 / 100 = 3.6 (tergolong rendah kan?). Dengan cara perhitungan yang sama, maka bahan makanan dengan Indeks Glikemik 100 namun hanya mengandung 10 gram karbohidrat akan memiliki Muatan Glikemik 10 (10x100/100=10). Sebaliknya, bahan makanan dengan Indeks Glikemik hanya 10 namun mengandung 100 gram karbohidrat akan juga memiliki Muatan Glikemik 10 (100x10/100=10).

Baiklah, untuk lebih jelasnya, rumus perhitungan Muatan Glikemik adalah: Muatan Glikemik = Kandungan karbohidrat dalam 100 gram takaran saji x Indeks Glikemik/100.

Ngomong-ngomong, tahu Tortilla kan?, kalau belum pernah makan, minimal pernah dengar lah ya. Makanan berbahan dasar jagung ini memiliki Indeks Glikemik 52 (yang berarti tergolong rendah), namun dia punya kadar karbohidrat 48 gram tiap 100 gram sajian, maka Muatan Glikemiknya menjadi 48x52/100=24.96 (tergolong tinggi). Ini semakin memperkuat fakta bahwa menjadikan Indeks Glikemik sebagai satu-satunya acuan dalam memilih diet adalah masih kurang.

Untuk Muatan Glikemik berbagai jenis makanan yang lain, teman-teman bisa search sendiri di google. Sebenarnya saya pernah menjanjikan untuk memposting list bahan makanan beserta Indeks Glikemiknya di blog ini, tapi saya menemukan cara yang lebih mudah karena sudah ada orang yang melakukan hal itu lebih dulu. Teman-teman bisa kunjungi website ini: http://www.mendosa.com/gilists.htm untuk mendapatkan daftar dari hampir 2500 bahan makanan beserta Indeks Glikemik dan Muatan Glikemiknya.

Semoga bermanfaat.

Salam manis semanis gula ^-^

Minggu, 16 September 2012

Mengenal Indeks Glikemik (Glycemic Index)



Berbicara tentang gula tidak bisa tidak dikaitkan dengan karbohidrat. Nah, berbicara tentang karbohidrat, tidak bisa tidak dihubungkan dengan Indeks Glikemik (Glycemic Index). Pertanyaannya adalah, apaan tuh Indeks Glikemik?
Sebelum Indeks Glikemik menjadi sepopuler sekarang, tadinya para ahli hanya membagi karbohidrat menjadi dua golongan, yakni karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Yang mana, karbohidrat kompleks dianggap lebih baik bagi kesehatan. Namun, sejalan berjalannya waktu dan banyaknya bukti-bukti pendukung, ternyata menggolongkan karbohidrat ke dalam golongan kompleks dan sederhana saja tidak cukup. Kalau boleh dihipotesakan, tidak selamanya karbohidrat kompleks selalu lebih baik ketimbang karbohidrat sederhana.
Ternyata ada faktor lain yang juga perlu dipertimbangkan dalam memilih karbohidrat untuk dikonsumsi, yakni bagaimana efeknya terhadap kenaikan kadargula darah.
Di sinilah peranan Indeks Glikemik yang menunjukkan bagaimana tubuh merespon dengan kenaikan kadar gula darah setelah mengkonsumsi sejumlah karbohidrat tertentu.
Karena keterkaitannya yang sedemikian erat dengan kenaikan kadar gula darah, Indeks Glikemik banyak digunakan untuk membantu pasien diabetes mengatur asupan karbohidratnya. Namun belakangan Indeks Glikemik juga dipakai untuk mengatur pola makan orang yang ingin mengatur berat badannya.

Apakah Indeks Glikemik?
Kadar gula darah akan meningkat tiap kali tubuh mengkonsumsi karbohidrat. Namun peningkatannya tidak sama untuk tiap-tiap jenis karbohidrat. Contohnya; segelas jus jeruk manis akan menaikkan gula darah lebih cepat ketimbang semangkuk oatmeal. Oatmeal membutuhkan waktu lebih lama untuk menaikkan gula darah karena tipe karbohidrat dan jumlah kandungan seratnya.
Nah, Indeks Glikemik adalah skala numerik yang digunakan untuk mengindikasikan seberapa cepat makanan dapat menaikkan kadar gula darah dalam tubuh. Semakin tinggi nilai Indeks Glikemik, maka semakin cepatlah makanan tersebut termetabolisme.

Apakah Saja Yang Mempengaruhi Indeks Glikemik?
- Proses pengolahan makanan. Cereal yang telah diolah memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi ketimbang indeks glikemik biji-bijian aslinya.
- Kematangan buah. Pisang yang belum matang memiliki indeks glikemik 43, sementara pisang yang terlalu matang memiliki indeks glikemik 74.
- Kandungan protein. kedelai memiliki indeks glikemik yang lebih rendah daripada jenis kacang-kacangan lain.
- Kandungan lemak. Kacang tanah memiliki indeks glikemik sangat rendah.
- Kansungan serat. Jus jeruk ber-indeks glikemik lebih tinggi daripada jeruk.
- Ukuran partikel. Biji-bijian utuh biasanya ber-indeks glikemik rendah, namun jika dihaluskan menjadi tepung akan menaikkan indeks glikemiknya.

Jadi Indeks Glikemik itu Yang Bagus Yang Tinggi Atau yang rendah?
Kebanyakan, tapi tidak semua, makanan dengan indeks glikemik yang rendah cenderung lebih menyehatkan, kaya nutrisi, sedikit mengalami pemrosesan dan kaya serat. Contohnya; buah dan sayuran segar, biji-bijian dan kacang-kacangan.

Kapankah Indeks Glikemik dikatakan rendah?
Indeks Glikemik dikatakan rendah jika nilainya kurang dari 55. Dikatakan sedang jika nilainya antara 56-69. Dan dikatakan tinggi jika lebih dari 70.

Bagaimana mungkin makanan dengan indeks Glikemik rendah membantu mengurangi berat badan?
Makanan dengan indeks glikemik yang rendah membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terpecah menjadi glukosa dan membantu seseorang merasa kenyang lebih lama. Sementara, makanan ber-indeks glikemik tinggi akan lebih cepat termetabolisme, sehingga menyebabkan kita menjadi lebih cepat lapar.
Dalam sebuah penelitiannya, dr Ludwig dari Children's Hospital Boston menerangkan bahwa makanan ber-indeks glikemik rendah dapat mengurangi rasa lapar pada remaja laki-laki yang mengalami obesitas.

Kekurangan dari Indeks Glikemik adalah dia hanya menggunakan basis jumlah standard karbohidrat yang kita konsumsi dalam sekali makan (50 grams). Contohnya saja wortel yang memiliki Indeks Glikemik tinggi. Namun untuk mencapai jumlah 50 gram wortel, kita harus mengkonsumsi setidaknya 4 cangkir wortel cincang. Oleh karenanya, muncullan konsep Muatan Glikemik (GlycemicLoad) yang memperhitungkan ukuran saji.

Tentang Muatan Glikemik akan saya posting di artikel berikutnya yaaa....

Semoga sedikit penjelasan di atas bisa bermanfaat untuk lebih memahami Indeks Glikemik. Mengenai makanan apa saja yang tergolong ber-Indeks Glikemik rendah atau tinggi juga akan saya posting di artikel berikutnya.

Salam manis semanis gula ^-^