Cocos nucifera |
Siapa sangka, pohon jangkung nan tinggi menjulang
itu ternyata merupakan sumber pemanis alami yang kini mulai jadi primadona.
Pohon itu bernama Cocos nucifera atau yang sudah lama kita kenal dengan pohon
kelapa.
Memang pohon kelapa bukanlah satu-satunya tanaman
dari keluarga palma yang bisa menjadi sumber pemanis alami. Selain Cocos
nucifera, ada juga Arenga pinnata (Aren), Borassus flabellifer
(Lontar/Siwalan), dan Nypa fructians (Nipah) yang juga sama-sama menghasilkan
nira (bahan baku gula dari keluarga palma).
Dari dulu, selain gula pasir/gula tebu, kita
pastinya sudah mengenal istilah gula batok atau gula palem. Itulah gula hasil
dari penyadapan nira keluarga palem-paleman. Dari beberapa macam keluarga palem,
nira kelapa dan nira aren-lah yang banyak diolah menjadi gula.
Lucunya, ada beberapa orang teman saya yang
mengira bahwa yang dijadikan bahan baku gula adalah air kelapa. Padahal itu
salah. Bukan air kelapa, melainkan nira dari tangkai bunga pohon kelapa lah
yang menjadi bahan baku utama (dan seharusnya satu-satunya) dalam proses
pembuatan gula kelapa.
Mengambil nira adalah pertaruhan nyawa. Betapa
tidak? seorang penderes (istilah untuk penyadap nira) harus memanjat pohon
kelapa yang tingginya bisa mencapai 20-30 meter demi bisa menjangkau tangkai
bunga kelapa yang posisinya berada tepat di bawah naungan daun-daun kelapa.
Begitu sampai di atas, seorang penderes akan
menyayat kulit tangkai bunga kelapa untuk mengalirkan nira yang keluar dari
bekas sayatan tersebut. Mereka akan menempatkan wadah-wadah dari batang bambu
untuk menampung nira yang keluar.
Nira segar atau yang sering kita sebut legen,
jika dibiarkan lebih lama, maka dia akan terfermentasi secara alami menjadi
minuman beralkohol (tuak). Jika sudah demikian, sudah pasti kandungan
sukrosanya akan berkurang karena sudah dimetabolisme oleh mikroorganisme biang
fermentasi. Oleh sebab itulah nira harus segera dipanaskan untuk mencegah
terkonversinya sukrosa menjadi alkohol.
Secara tradisional, pemanasan nira menjadi gula
adalah dengan menggunakan wajan raksasa dan api terbuka (opened pan).
Problemnya adalah, gula sangat mudah mengalami karamelisasi pada suhu tinggi.
Proses pembuatan gula tradisional sudah pasti tidak melibatkan proses kontrol
temperatur sehingga proses karamelisasi tidak bisa terhindarkan. Karamel akan
membuat warna gula menjadi gelap dan tidak menarik. Itulah mengapa, biasanya
pengrajin gula akan menambahkan sodium metabisulfit untuk membuat warna gula
menjadi lebih pucat agar lebih sedap dipandang.
Pengrajin Gula Kelapa Tradisional |
Hanya saja, yang dikhawatirkan adalah penggunaan
bahan kimia ini yang tidak melalui proses kontrol. Sehingga kandungan residu
sulfit bisa melebihi nilai ambang batas, yakni 30 ppm. Secara fisik bisa
diketahui dari rasa gula yang sedikit asin.
Pembuatan gula cair juga memiliki resiko yang
sama jika dibuat secara tradisional dengan opened pan. Karamelisasi akan sulit
dihindarkan sehingga menghasilkan warna sirup gula cair yang gelap dan kurang
menarik.
Alternatif lain untuk menghasilkan produk gula
cair yang berwarna cerah tanpa bahan pemucat adalah dengan merekayasa proses.
Seperti yang telah dilakukan di Pabrik Gula Mini, Kabupaten Jombang. Yakni
dengan menggunakan teknologi closed pan dengan Double Effect Vacuum Evaporator.
Proses ini melibatkan pengaturan temparatur yang tidak melebihi 60 C untuk
mencegah karamelisasi. Sehingga sirup yang dihasilkan berwarna jernih karena
tanpa karamelisasi. Dan kalaupun terjadi karamelisasi pun adalah merupakan
karamelisasi yang terkontrol. Sehingga bisa diatur berapa persen karamel yang
diinginkan.
Double Effect Vacuum Evaporator |
Bagaimana proses pemanasan maupun penguapan bisa
terkontrol? Bedanya dengan system tradisional yang menggunakan api langsung
untuk pemanasan adalah bahwa teknologi Double Effect Vacuum Evaporator ini
menggunakan steam (uap panas) yang dihasilkan oleh boiler. Dengan cara ini,
suhu pemanasan bisa lebih mudah dikontrol ketimbang menggunakan api langsung.
Dan, inilah hasilnya, sirup gula dari si jangkung, Cocos nucifera.
Sirup Gula Kelapa Cair (Tanpa Karamelisasi) |
Sirup Gula Kelapa Cair dengan 10% Karamel (by Order) |
Sumber: pabrikgulamini.blogspot.com
Semoga artikel ini bermanfaat.
Salam manis semanis gula ^-^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar